Stainless steel crown




DENTAL SIDE TEACHING

Restorasi Akhir Stainless Steel Crown

Pada Gigi 75 Paska Perawatan Pulpektomi Non Vital

 

 

 

 

 

 

Oleh :

Hilmiy Mefida Darfi

1210341009

\

Dosen Pembimbing :

Dr. drg. Febrian, MKM

 

 

DEPARTEMEN PEDODONSIA

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

2018

 

 

 

DAFTAR ISI

 

A.  Daftar isi....................................................................................................................... 1

B.  Data pasien................................................................................................................... 2

C.  Pemeriksaan subjektif................................................................................................... 2

D.  Pemeriksaan Objektif.................................................................................................... 3

E.   Diagnosa....................................................................................................................... 3

F.   Study Literature............................................................................................................ 4

G.  Langkah Kerja.............................................................................................................. 4

H.  Kontrol.......................................................................................................................... 6

I.     Daftar kepustakaan....................................................................................................... 7

 

 



 

A.      Data Pasien

Nama                                : Muhammad Ilham

Jenis Kelamin                   : Laki-laki

Usia                                  : 7 tahun

Alamat                             : Kampung Jati

No. Rekam Medik           :

Elemen Gigi                     : 75

 

B.       Pemeriksaan Subjektif

1.         Chief Complain

Pasien datang dengan keluhan gigi belakang kiri bawah ingin ditambal karena paska perawatan saluran akar

2.         Present Illness

Pasien ingin ditambal pada gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar  beberapa waktu yang lalu oleh koas di RSGMP UNAND karena pasien takut gigi yang telah dirawat akan sakit lagi.

3.         Post Dental History

Pasien pernah ke Puskesmas untuk mencabut gigi sulung, pasien menyikat gigi dua kali sehari pagi dan sore dengan gerakan vertical dan horizontal menggunankan sikat gigi soft.

4.         Post Medical History

Pasien tidak pernah di rawat di Rumah Sakit, pasien tidak pernah minum obat jangka panjang maupun berkala. Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat atau makanan

5.         Family History

Ayah dan Ibu : Tidak memilik riwayat penyakit sistemik

Nenek dari Ibu : Stroke

Saudara sedarah : Tidak memilik riwayat penyakit sistemik

6.         Social History

Pasien siswa sekolah dasar kelas 1, sehari-hari pasien tinggal bersama orang tua. Pasien rajin mengkonsumi buah dan sayur

 

C.    Pemeriksaan Objektif

Elemen gigi                 : karies profunda pada gigi 75

Sondasi                       (-)

Perkusi                        (-)

Palpasi                         (-)

Termal                         (-)

Mobility                      (-)

 

 

Gigi 75 mengalami kehilangan struktur gigi akibat karies pada bagian oklusal yang meluas kebagian lingual dan telah mencapai pulpa. Akar gigi belum mengalami tanda-tanda resorpi.

 

D.    Diagnosa

Nekrosis pulpa paska perawatan pulpektomi non vital

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

E.     Study Literature

 

Pulpektomi merupakaan prosedur yang terdiri dari pembukaan atap pulpa untuk memperoleh akses ke saluran akar dengan tujuaan untuk membersihkan, mendesinfeksi dan mengisi saluran akar dengan material tertentu sehingga gigi dapat berfungsi serta bertahan pada lengkung rahang tanpa jaringan pulpa. Pulpektomi pada gigi desidui cukup sulit dilakukan karena pembukaan mulut yang lebih kecil, kerumitan morfologi saluran akar, adanya resiko kerusakan pada gigi permanen selama proses cleaning and filling, serta kesulitan proses pengisian. Pulpektomi seharusnya dilakukan pada anak yang sehat dan kooperatif dengan diikuti penjelasan yang benar kepada orangtua.1

       Stainless-steel crown (SSC) merupakan mahkota logam yang dibuat oleh pabrik dalam berbagai ukuran dan mempunyai bentukan atomi ssesuai gigi asli. Materialnya mengandung 18% chromium dan 8% nikel. Adanya chromium mengurangi korosi logam. Sejak diperkenalkan oleh Humphrey (1950) dalam bidang kedokteran gigi anak, disamping sebagai retainer pada beberapa kasus, SSC menjadi bahan restorasi pilihan dalam perawatan gigi desidui dengan kerusakan gigi yang luas karena dapat menutupi seluruh mahkota gigi dan membentuk kembali bentuk anatomi gigi serta lebih tahan lama dibandingkan restorasi lainnya (anonim, 2012). SSC banyak digunakan dalam perawatan gigi anak–anak karena banyak  keuntungannya. SSC merupakan suatu bahan restorasi yang ideal untuk mencegah  kehilangan gigi desidui secara prematur.

Indikasi SSC 2,3:

  1. Gigi dengan kerusakan parah

  2. Restorasi pada gigi Molar desidui yang dilakukan perawatan pulpa

  3. Gigi desidui atau permanen yang hypoplasia

  4. Gigi desidui yang beresiko tinggi mengalami karies, khususnya pada anak-anak yang perawatannya menggunakan anestesi umum

  5. Restorasi pada gigi dengan kelainan herediter seperti amelogenesis dan dentinogenesis imperfecta

  6. Restorasi pada gigi fraktur

  7. Restorasi padi gigi desidui yang akan digunakan sebagai penyangga pada piranti

 

 

 

Keuntungan penggunaan SSC2

1.    Dapat berperan sebagai pengganti restorasi amalgam

2.    Tidak mahal

3.    Dapat bertahan lama

4.    Mudah dan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat

 

G. Langkah Kerja

 

1)        Sebelum gigi dipreparasi, ukur jarak mesiodistal gigi dengan sliding caliper. Selain itu cek oklusi pasien, dan lakukan dokumentasi terhadap oklusi yang benar. Pengukuran ini bertujuan untuk memilih besarnya SSC yang akan dipakai. Ukuran crown yang dipilih harus cukup besar untuk disisipkan diantara gigi dibawah gingival margin dan sedikit bisa direstorasi.

2)        Pembuangan jaringan karies jika masih ada

3)        Pengurangan oklusal dilakukan sebanyak 1-1,5 mm. Lakukan preparasi oklusal terlebih dahulu, dengan membuat alur sedalam 1,25 mm antar cusp. Baru lakukan pengurangan semua bagian oklusal gigi.

4)        Mengurangi permukaan bukal dan lingual dengan bur fissure, permukaan bukal dan lingual dikurangi sedikit sampai ke gingival margin dengan kedalaman lebih kurang 1-1,5 mm. Bulatkan sudut-sudut antar 2 permukaan.

5)         Mengurangi permukaan proksimal sebanyak 1 mm dengan bur fissure sehingga terbentuk permukaan yang sedikit konvergen ke arah oklusal. Sebelum melakukan preparasi, lindungi gigi tetangga dengan matriks band. Tempatkan bur diamond berkontak dengan gigi pada embrasurre bukal atau lingual dengan posisi sudut 20 derjat dari vertikal dan ujungnya pada margin gingival. Preparasi dilakukan dengan gerakan bukolingual mengikuti kontur proksimal gigi. Untuk menurangi resiko kerusakan pada gigi tetangga akibat posisi bur yang miring maka dilakukan slicing dari arah lingual ke bukal, baru dari arah oklusal ke gingival. Akhiran preparasi berbentuk feather edge.

6)         Pemotongan SSC. Tentukan kelebihan SSC, lalu buang dengan stone bur atau potong dengan gunting.

7)         Pembentukan SSC. Pembentukan SSC memerlukan tang khusus. Tempatkan tang dengan paruh cekung sebelah dalam dan paruh cembung sebelah luar mahkota yang akan dibentuk. Bagian bukal lingual serta servikal dibentuk sesuai kontur gigi.

8)         Penghalusan SSC. Daerah margin SSC diasah ke arah gigi supaya pinggirnya tidak mengiritasi gingival, lalu pinggirnya dihaluskan dan dilicinkan dengan stone bur/rubber wheel.

9)         Pemasangan SSC. Lakukan isolasi daerah kerja dengan cotton roll, siapkan SSC. Pasang saliva ejector agar gigi tetap kering. Gunakan adhesive semen seperti yang diaduk sampai konsistensi seperti krim, lalu alirkan ke dinding sebelah dalam SSC hingga hampir penuh. Pasang SSC dari arah lingual ke bukal, tekan dengan jari sampai posisi yang tepat. Lalu pasien diinstruksikan menggigit seperti oklusi normal pada daerah tersebut.

10)     Kontrol

Kontrol 1 minggu, tanyakan keluhan pasien. Cek palpasi, perkusi dan apakah ada area yang membuat impaksi makanan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEPUSTAKAAN

1.      Bawazir, omar, Fouad Salam. Pulpectomy technique for primary teeth.. Pakistan Oral & Dent. 2003; 23(2): 157-160.

2.      Welburi R, Duggal MS, Hosey MT. 2005. Paediatric Dentistry. 3rd ed. Oxford : University Press

3.      McDonald RE, Avery DR. 2004. Dentistry for the Child and Adolescent. 8th ed. Missouri : Mosby Inc.

 

 



Komentar